Bahasa dan Sastra Arab

Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Sunday, 23 September 2018

TEKA TEKI HARTA KARUN SULTAN - Kejadian di Kereta -

--------------
Kereta berhenti mendadak disertai dengan tingginya suara teriakan minta tolong penumpangnya, sebagian penumpang jatuh dari tempat duduknya. Kepanikan menimpa mereka ketika gerbong  kereta mulai berjalan sebagian, tak lama kemudian berhenti dengan tiba-tiba.

Sebuah kereta beberapa waktu yang lalu telah meninggalkan ibukota Turki Ankara, kemudinya dilepaskan oleh masinis. Setelah melewati satu terowongan panjang yang membelah salah gunung tinggi yang menyela jalannya kereta.

Sejumlah jendela mendominasi setiap pijakan kaki kereta, rasa keingintahuan akan misteri berhentinya kereta secara tiba-tiba telang hilang seperti sinar bulan yang redup. Ada orang-orang yang berlari menjauh dari kereta ke tempat yang sunyi, kemudian terdengar suara teriakan tinggi dari seorang perempuan dari salah satu gerbong tidur.

Melompatlah Amir dari kasurnya yang kecil di gerbong peristirahatan, didapatinya Arif dan Ibrahim Sepupunya telah meninggalkan tempat tidur mereka, kemudian dia bergegas pergi ke gerbong tempat suara teriakan itu berasal yakni dari salah satu penumpangnya. Amir memandang kakak perempuannya yang berdiri tepat di sampingnya. Di tengah-tengah penumpang yang berdesakan di depan salah satu kamar tidur. Seorang perempuan tua gendut yang terduduk di pintunya sambil menjelaskan dengan kalimat yang sulit dipahami.

Aliyah:”Perempuan itu berbicara dengan bahasa Turki yang kita tidak mengerti!”
Amir berpaling ke arah Ibrahim sambil berucap:”terjemahkanlah wahai sahabatku”.

Telah lama Ibrahim tinggal di Kairo bersama mereka, persahabatan mereka sangat erat. Karena liburan musim panas mereka pulang ke Istanbul bersamanya, karena ayahnya Doktor Izat telah bertahun-tahun mengajar Sejarah Islam di almamaternya. 


Ibrahim yang umurnya tidak lebih tua dari Amir tapi lebih tinggi darinya dan badannya kurus, berkata: “Penumpang perempuan itu berkata bahwasannya dia mendapati orang aneh keluar dari  kamar tidur saat suaminya tertidur lelap dan mereka mengancamnya dengan menggunakan belati, setelah itu dia menjauh dari kasurnya. Dan dia mengambil mencari sesuatu yang asing yang ada  di setiap tempat.
Arif menyela: ”Kemudian apa?”
Ibrahim: “Melompatkah laki-laki itu dari jendela, setelah menarik potongan kabel dan  mengikat paksa ke dinding kemudian meninggalkan kereta.”
Aliyah: “Apa yang dicuri oleh laki-laki itu?”
Pertayaannya dijawab oleh pemuda dengan kulit coklat yang berdiri disampingnya: “Dia tidak mencuri apapun. Dia menampik perhiasan, perempuan itu pingsan setelah sadar dia melihat suaminya disekap dan diikat dengan kuat.”
Amir bertanya kepada pemuda kulit coklat: “Apakah anda orang Arab?”
Pemuda kulit coklat itu menguatkan silangan tangannya dan dia berkata: ”Ya dan kalian juga orang Arab dari Mesir, kita di Iraq mengistimewakan dialek Mesir dan menyukai orang-orangnya.” Dia berhenti sejenak sebelum menyelesaikan ucapannya: ”Aku saudaramu orang Iraq Ilaudin, aku sekolah kedokteran hewan di Universitas Istanbul.”
Anak-anak Mesir itu menerima Alaudin yang berasal dari Iraq, Arif berkata: ”Aku yakin kamu naik kereta dari negaramu dan tidak seperti kami yang dari stasiun (Hulb) di Suriah?”
Ilaudin:”Ya aku nak kereta untuk mengawali perjalanan panjangku dengan transit di Iraq dan Suriah di Selatan Asia dari Turki.”
Amir(Memotong): “Aku datang dari kota Basrah di Iraq.”
Ilaudin(tersenyum): “Kamu baik sekali, orang tuaku adalah pedagang kurma yang terkenal di Basrah.”
Aliyah (bertanya kepadanya): “Apa kata pencuri kepada perempuan itu?”
Ilaudin: “Perempuan itu tidak paham apa yang dikatakannya sama sepertimu.”
Arif: “Berarti pencuri itu bukan orang Turki.”
Ilaudin: “Perempuan itu tidak paham tentang etnis dan tidak paham akan persoalan yang terjadi berulang kali.”

Suaminya menerima bantuan dari dalam kamar dari seorang dokter yang membantunya berdiri. Maka terlihatlah suaminya yang terlihat mengesankan, postur tubuhnya tinggi cenderung gemuk, kulitnya berwarna pirang, memiliki janggut pendek yang elegan, rambutnya panjang hitam, kedua matanya memberi nilai tambah untuk penampilan yang alami dari segala sesuatu yang terlihat darinya.

Pasangan itu segera berterimakasih kepada sang dokter, dia memberi isyarat dengan tangannya untuk ke luar ruangan dengan ajakan yang sopan, kemudian memperhatikan istrinya, dengan suara yang meninggi dia bercengkrama kepada istrinya dan nada marah sebelum menutup pintu ruangan di depan semua penumpang gerbong.

Ibrahim: ”Laki-laki itu memperingatkan istrinya, dia mengatakan bahwa dia banyak bicara, kalau begitu dia tidak berjumpa dengan orang-orang seperti di perserikatan.”
Amir (terkejut): “Pusat perserikatan! Siapa laki-laki ini?”
Ilaudin: “Dia Hisymat Agha seorang pedagang barang langka dan permata yang terkenal dan memiliki toko mewah di pasar terbesar di Istanbul, tidak ada yang berani memasukinya kecuali barang peninggalan yang bagus”. 

Ibrahim meninggalkan mereka dan peristiwa yang terjadi di sekeliling mereka demi teh, segelas teh di gerbong makanan yang tersambung dengan kereta,  segelas teh dan sepotong kue padat dengan kacang kismis.
Ilaudin: “Pencuri yang menakjubkan tidak mencuri cincin Hisymat Agha yang dilapisi Intan di sekelilingnya!”
Amir: “Aku lebih terkejut kepada Hisymat Agha yang seolah-olah dia tidak melihat pencuri itu dan tidak tau bagaimana perawakannya!”
Ibrahim: “Dia berkata kepada staf keamanan bahwasannya pencuri itu mendatanginya di kegelapan dengan pukulan di kepala dan menghilangkan kesadarannya.”
Aliyah: “Mungkin dia sebenarnya tau pencuri itu dan takut menghadapinya, jika hilang dari orang-orangnya.”
Ilaudin: “Ini pemikiran yang masuk akal sekali.”
Aliyah (melengkapi): “Aku meyakini bahwasannya pencuri itu mencari sesuatu yang terbatas yang harganya lebih mahal dari cincin intan Hisymat Agha dan perhiasan istrinya yang gemuk.”
Ilaudin (membenarkan):” Pemikiran ini masuk akal juga.”

Malam telah berganti siang,sinar mentari siang terbit secara berangsur-angsur di sekeliling mereka, maka terlihat dari jendela gerbong pesisir laut yang tenang, kapal-kapal kecil nelayan terombang-ambing di atasnya sejumlah rumah menyebar di atas lahan pasir. Tempat azan dan kubah sebuah masjid terlihat tinggi di antara rumah-rumah itu, Ibrahim menunjuk ke tempat itu sambil berkata “Izmit”.

Ilaudin (membenarkan sambil berkata): “Sebuah kota kecil yang terletak di dekat laut Marmara.”
Ibrahim (memotong):  “Pemberhentian selanjutnya adalah stasiun Haydarpasa di Istanbul, Stasiun ini menjadi stasiun pemberhentian akhir di benua Asia.”
Ilaudin: “Istanbul terletak diantara dua benua yaitu benua Asia dan Eropa.”
Ibrahim (melengkapi): “Selat Bosporus yang membatasi antara batas Asia dan Eropa.”



No comments:

Post a Comment

Post Top Ad

Your Ad Spot