Aliyah: “Apakah masjisdnya masih ada?”
Ibrahim: “Tidak, sekarang menjadi sebuah museum kebudayaan yang di
buka bagi para pengunjung.”
Taksi berhenti di depan rumah Ibrahim, seorang bibi menyambut
ketiga petualang itu dan mengemukakan alasan suaminya(Izat) tidak bisa menunggu
mereka di stasiun Haydar Pasa karena kesibukannya. Amir memperhatikan koran
yang telempar diatas meja di samping kursi dan dia mulai mencoba untuk membaca
nama koran itu dan dia kesulitan dalam mencobanya. Doktor Izat tersenyum: “Namanya
Gunaydin Jazit Si dan artinya koran selamat pagi.”
Ibrahim (menambahkan): “Gunaydin dalam bahasa Turki berarti sobahul
khoir”
Amir:”Aku kira koran berbahasa Inggris dengan satu huruf.”
Doktor Izat: “Bahwasannya bahasa Turki ditulis dengan bahasa Arab
sampai berdirinya Republik turki sesudah masa daulah Utsmaniyah, dan yang
menggagasnya yakni Mustafa Kemal Ataturk memerintahkan agar menulisnya dengan
huruf latin.”
Ibrahim: “Adapun arti dari namanya(Ataturk) berarti bapaknya
orang-orang Turki, dia turun langsung ke lapangan berpartisipasi di dalam
pengajaran khususnya penyebaran buku-buku dengan huruf baru.”
Ibrahim mengambil koran, ketika dia membaca dengan seksama apa yang
ada di halaman pertama, dia sampai bersorak kaget:”Ini adalah peristiwa yang
menakjubkan.”
Amir (terkejut dan bertanya): “peristiwa apa?”
Ibrahim mengangkat kepalanya dan berkata dengan takjub: “pencurian
mushaf kecil dari Topkapi.”
Arif: “pencurian mushaf!”
Amir: “Tidak, aku kira dicuri untuk membaca ayat-ayat dari Al-Quran
yang mulia.”
Aliyah: “Atau untuk mendapatkan barokah darinya.”
Ibrahim: “Mushaf yang di curi adalah mushaf yang berharga ditulis
dengan tangan.”
Aliyah: “Ini yang menjadikannya sangat berarti di sisi penggemar
seni yang mengumpulkan tulisan-tulisan kuno.”
Amir: “Aneh, jika tidak mengundang kekaguman”
Ibrahim: “Tidak, mengejutkan jika pencuri mencuri mushaf manuskrip
dan meninggalkan barang berharga yang ada di samping di dalam lemari kaca.”
Arif: “Memang apa yang ada di sampingnya?”
Ibrahim: “lampu mahal yang terbuat dari zamrud diatasnya ada
emas-emas kecil yang di potong-potong seukuran batu-batu intan berlian dan jam
yang langka.”
Amir: “Semuanya mudah untuk dibawa.”
Arif: “Ini adalah teka-teki besar.”
Aliyah: “Aku yakin ini adalah sebuah mushaf yang mulia yang di
dalamnya tersembunyi sebuah rahasia yang besar.”
Amir: “Apa itu Topkapi, yang terjadi pencurian mushaf darinya?”
Ibrahim: “Topkapi adalah istana Sultan Muhammad Al-Fatih.”
Doktor Izat (melengkapi): “Disini berdiri sejumlah kesultana daulah
Utsmaniyah yang menyebar kekuasaannya dari pintu gerbangnya yang ada di Viena
ibukota Nimasa(Austria) sampai ke teluk Arab.”
Arif: “Dan siapa yang mendiami istana itu saat ini?”
Ibrahim: “Istana itu menjadi sebuah museum saat ini, dan menetapkan
bahwasannya embratoria Usmaniyah dibawah satu naungan.”
Aliyah berpaling ke arah saudaranya seraya berkata: “Apa pandangan
kalian?”
Amir dan Arif beralih dari tempat duduknya dan Amir mempertegas: “Masalah
ini tidak membutuhkan sebuah pandangan.”
Arif: “Ayo kita ke museum istana Topkapi.”
No comments:
Post a Comment